Terhitung sejak tahun 1986, waktu itu saya mahasiswa
semester 4 di Fakultas Sastra UGM, ketika saya mulai ikut-ikutan menulis
cerpen, tidak lebih hanya sekitar 55 cerpen yang bisa saya buat. Artinya, dalam rentang 23 tahun, rata-rata hanya sekitar
2-3 cerpen per tahun yang lahir dari tangan saya. Itu artinya, sebagai penulis
cerpen, saya bukan penulis yang produktif.
Di antara sekitar
55 cerpen tersebut, sekitar 42 cerpen di antaranya sudah saya publikasikan di
berbagai media massa dan sejumlah antologi (bersama). Cerpen saya di sini yang
berjumlah 17, sebagian di antaranya juga sudah dipublikasikan di berbagai media
dan antologi. Pada tahun 2004, saya berpikir ingin menerbitkan antologi cerpen,
tetapi hingga kini niat tersebut belum terlaksana. Program Fakultas Ilmu Budaya
UGM untuk menerbitkan buku (fiksi), dalam rangka World Class Research University, membuat mimpi saya yang
terbengkalai itu terbuka kembali untuk sekedar ”mengadu keberuntungan”.
Dalam proses
belajar membuat cerpen itu, saya merasa begitu banyak guru, kolega, dan sahabat
yang menjadi guru dan teman diskusi. Saya merasa perlu mengucapkan terimakasih
kepada beberapa di antaranya. Misalnya, Prof. Dr. Bakdi Soemanto, yang saya
ingat persis adalah orang pertama yang mencoba mengomentari, mengapresiasi, dan
mengkritik cerpen saya sekitar tahun 1987 awal di Harian Minggu Bernas. Saya mengira, dan cukup yakin,
bahwa mungkin beliau sendiri sudah lupa. Tidak lupa ucapan terimakasih saya
sampaikan kepada Prof. Dr. Faruk yang
juga termasuk komentaror cerpen (awal) saya di sebuah antologi, kalau
tidak salah antologi tersebut berjudul Nyidam.
Saya juga
mengucapkan terimakasih kepada beberapa senior saya seperti Prof. Dr. Siti
Chamamah Soeratno, Emha Ainun Nadjib, Prof. Dr. Rachmat Djoko Pradopo, Ahmadun
Y. Herfanda, Arwan Tuti Artha, yang telah memberi sejumlah inspirasi. Kepada redaktur-redaktur ”Koran Minggu” yang
telah meloloskan cerpen saya yang, maaf, beberapa di antaranya saya bahkan
tidak tahu siapa namanya, dan beberapa teman lain.
Ucapan terimakasih
saya tujukan pula kepada Pristi Salam, SS, yang dari dulu merupakan pembaca
pertama cerpen-cerpen saya. Kepada anak saya Ainina Zahra yang selalu gembira
membaca cerpen saya walaupun mungkin dia belum sepenuhnya bisa menikmati. Kepada
Abak saya H. Salam yang, entah kenapa, beliau selalu suka cerpen saya. Cerpen
saya Keboji itu sepenuhnya
terinspirasi berkat beliau.
Tak lupa, saya
menyampaikan terimakasih kepada kolega-kolega dan kampus tercinta, Fakultas
Ilmu Budaya UGM, yang dengan kondusif ikut memacu saya untuk terus belajar
menulis.
Yogyakarta, 8
Agustus 2009
Aprinus Salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar